Welcome to "JUMP no Sutori"

. . . . Welcome to "JUMP no Sutori". . . .
Hey, guys! don't forget to follow my blog!

\\(^o^)// ~ ~ ~ ~ Arigatou ne ~ ~ ~ ~ \(^o^)/

Minggu, 29 Desember 2013

Futari #2

Type : series
genre : Angst
cast : YamaJima, and other member of Hey!Say!JUMP
disclaimer : plot hanya milik saya seorang

============================================================================

"tasukette... Tasukette..." teriak Yuto dari kejauhan, membangunkan beberapa membaa.
"doushita no?" tanya beberapa membaa, sudah menemui Yuto.
"ano... Yama-chan... Hah,, hah,, " kata Yuto terengah-engah.
Yama? Pikir yang lain. Semua memaksa Yuto untuk bicara. Yabu, menangani masalah.
"chotto minna, biarkan Yuto bernapas dulu, baru biar dia bicara"
"ano.. Anoo... Yama-chan jatuh" kata Yuto panik. Baru kali ini mereka melihat Yuto sepanik itu.
"nani?"
"ikou.." Yuto menarik para membaa ke tempat kejadian.
Gelap.
Hari memang terlalu pagi untuk mendapatkan masalah.
Belum terlihat tanda-tanda matahari akan segera terbit.
Sama seperti tempat dimana Yama jatuh.
Gelap.
Dingin.
Menegangkan.
Mengerikan.
Mencekam.

Semua menatap ke bawah.
Tak ada tanda-tanda manusia di sana.
Tak terlihat apa-apa.
Bahkan hanya 2 meter di bawah kaki pun tak terlihat.
Tak terbayangkan bagaimana keadaan di bawah sana.
Tak terbayangkan ada satu dari teman mereka di bawah sana.
Mustahil.

***

Matahari pagi itu menyinari wajah-ku.
Tepatnya ke arah mata-ku.
Sakit sekali rasanya ini kepala.
Seluruh badan sulit untuk di gerakan.
Silau.
Aku mengerjapkan mata beberapa kali.
Ku sipitkan mata-ku.
Putih.
Segalanya putih.
Dan dingin.
Seram, aku merasa sangat takut.
Apa yang sedang kulakukan?
Aww...
Tidak sanggup kepala-ku untuk berpikir.
Rasanya sakit sekali.
Sekali lagi ku coba untuk berpikir.
Aww...
Semakin sakit rasanya. Ku hentikan tindakan yang membuat-ku menderita.
Lebih baik aku kembali tidur.

***

"Yama-chan!!!" teriak semua ketika berhasil menemukan temannya se-grup itu.
Lega rasanya dapat menemukan-nya.
Cepat-cepat mereka menghampiri Yama.
Yuto-lah yang pertama kali mendapatkan Yama.

"Yama-chan! Yama-chan!" teriak Yuto, air mata sudah berderai dari kedua kelopak matanya.
"gomen ne, Yama-chan" tangis Yuto, berlutut tepat di sebelah Yama yang terbaring diam.
Tak ada jawaban dari Yama. Tentu saja. Yuto tau.
Semua menatap ke arah dua sahabat tak terpisahkan itu. Tak ada yang sanggup berbicara.
"gomen Yama-chan. Seharusnya aku tak membiarkanmu ikut! Seharusnya aku saja yang jatuh! Kenapa? Kenapa?"
Yama tidak bergerak. Tetap diam. Dengan mata terpejam.
Pakaian yang dikenakan Yama tidak bersih lagi. Rambut tidak rapi lagi. Namun mereka masih bisa merasakan embusan nafas Yamada Ryosuke.
Berarti Yama masih hidup. Yokatta ne~

Yabu menatap ke atas.
5 meter? 6 meter? Tidak. Jauh lebih tinggi. Mungkin sekitar 9 meter.
Yabu bisa merasakan betapa sakitnya jatuh dari atas sana.
Lecet akibat ranting pohon yang tajam.
Jatuh entah mendarat dimana.
Apalagi malam tak terlihat apa-apa.

Matahari sekarang sudah terlihat. Berarti pagi sudah tiba.

"Ne Yuto-kun. Lebih baik kita bawa Yama ke kemah. Kasihan Yama kedinginan sejak pagi" ujar Yabu, bersifat dewasa.
Yuto mengangguk. Benar ucapan Yabu. Sejak sekitar jam 1 malam mereka pergi. Sekitar 1 setengah jam setelahnya Yama terjatuh. Dan sejak itu baru di temukannya sekarang.

Dengan susah payah mengangkat Yama menaiki tanah terjal. Untungnya berhasil.
Segera mereka menaruh Yama di tendanya, yang sejak semalam di tinggal.
Keadaan masih sama sebelum ditinggal.

KEITAI! Cepat-cepat Yuto mengambil benda kecil tersebut. Benda yang pernah membuat Yamajima bertengkar (baca: e-mail e-mail E-MAIL!), sekarang di gunakan untuk menolong Yama.

Dengan cepat Yuto minta di jemput sekarang juga. Ia tidak mau Yama telat tertolong. Ia dapat melihat tubuh Yama penuh lecet, penuh memar, penuh luka.
Yang lain masih sibuk menolong Yama.
Chinen dan Ryuu sedang membersihkan tubuh Yama dari kotoran. bahaya bila infeksi.

Beberapa membantu membereskan tenda, dan perlengkapan lainnya. Sudah waktunya mereka kembali.

***

segera mereka bawa Yamada Ryosuke ke ruang ICU. Tulang retak, koma, belum sadarkan diri. Itulah yang di katakan sang dokter.
Otak belum bisa di periksa. Ia harus menunggu Yama tersadar. Semua berharap baik-baik saja.

***

seminggu sudah Yama terbaring. Desas desus tentang Yamada mulai tersebar. Entahlah. Tidak ada yang menyebarkan. Apa lagi tentang 'kejadian' itu.
Yuto sudah menceritakan segalanya. Seluruhnya. Semua mengerti.

Untungnya selama seminggu, Yama kembali tersadar. Dengan tatapan kosong ke arah mereka ber-sembilan.

***

Sekali lagi aku terbangun.
Kali ini dengan perasaan berbeda.
Tenang dan nyaman.
Ku lihat sekeliling.
Banyak orang yang tidak ku kenal.
Mereka semua menatap-ku.
Seakan menyuruhku berkata sesuatu.
Siapa mereka?
Ohh... Ohh...
Ada yang aneh dengan diri-ku.
Baru aku sadar itu.
Siapa aku ini?
Dan...
Aku tidak bisa bicara!
Sekali lagi ku coba. "aghh... Ergghh..."
AHHH!!! Kenapa?

***

Yama sudah terbangun!
Girang sekali hati mereka. Sudah di nanti-nanti-kannya saat ini.
Mereka mendengar Yama mengerang. Pasti haus. Seminggu sudah Yama tidak makan, tidak minum.
Hanya dengan berbotol-botol infus-lah yang membuat Yama tidak kekurangan cairan.
Yuto memencet bel. Tanda bahwa Yama sudah sadar.
Beberapa saat kemudian, dokter dan suster datang.
"aku harap dapat kabar baik dari anda" ujar Yuto. Semua mengangguk setuju.
Dibawa-nya Yama untuk di periksa ulang.

***

"Yamada-san mengalami luka pada otak. Ia kehilangan ingatan beberapa saat. Kita tidak dapat memastikan kapan ingatannya kembali. Kalian boleh mengusahakannya, tetapi jangan terlalu keras, sedikit-demi sedikit, sebab Luka pada otak akan membuatnya sangat sakit ketika mengingat. Bisa-bisa lukanya bertambah parah. Dan Yamada-san akan dapat bersuara lagi 2-3 hari lagi" ujar dokter.
Semua lemas. Tenaga mereka habis setelah mendengar pernyataan tersebut.
Berarti, tidak ada yang namanya Yamada Ryosuke di konser untuk sementara.
Tidak akan ada yang meng-imitasi orang untuk sementara.

***

"Yama-chan, ano..." kata Yuto malam itu
Yama berjalan masih terhuyung-huyung karena ngantuk mencoba menajamkan telinganya untuk mendengar apa yang akan di katakan Yuto.
Diam. Hening untuk beberapa saat.
" kenapa malam ini kamu mau 1 tenda denganku?"
"ee?" Yama menaikan kedua alisnya yang hitam tersebut.
"yaa.. Err... Kamu kan sekarang dekat dengan Chii. Tadi pas kamu ngajak aku, aku lihat Chii tidak senang."
"ee? Masa sih?" kata Yamada tidak percaya. "tapi aku lihat tadi Chii senang sekali bisa bareng Dai-chan"
"semoga aku salah lihat deh, tapi Yama-chan belom jawab pertanyaanku"
"nani? Pertanyaan apa?" tanya Yama sedikit bingung.
"kenapa kau mau satu tenda denganku?"
wajah Yama menunjukan bahwa sedang berpikir. Bingung juga sih dengan pertanyaan Yuto yang 'tidak wajar' tersebut.
Berselang 5 menit, Yama masih tidak mampu mencari alasan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"bukan karena kau temanku?"
"ee? Pasti kau memang temanku, Yuto-kun. Kita kan memang sudah teman baik sejak kecil"
Yuto hanya mengangguk-angguk. Ia tidak mampu menatap wajah Yama yang saat ini sedang menatap dirinya. Malu. Itulah perasaannya sekarang.
"de... demo... " diam sejenak, sebelum Yuto menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan. Yama hanya diam menunggu Yuto selesai bicara. "tapi biasanya kau mau sama Chii, bukan...."
SRAAKKK!!
"YAMA-CHAN!!!"
kata Yuto tiba-tiba teriak.

"Tasukette... Tasukette..." teriak Yama. Tangannya masih bergantung pada Yuto, yang dengan sigap menarik tangannya.
Yuto, dengan segenap tenaga mencoba menarik Yama dari tempat yang tidak sepantasnya tersebut. Tangannya sudah mulai basah akibat keringat.
Takut. Takut sekali.
Apa? Apa yang harus aku lakukan?
"Yu... Yuto... pergilah mencari pertolongan" Kata Yama mencoba tenang, walau begitu, tetap saja terlihat di wajahnya kalau dirinya sangat ketakutan.
"na... nani?"
"panggil Yabu-kun dan yang lainnya"
"tapi, bagaimana? Aku tidak bawa keitai. Aku tinggalkan di dalam tenda. A... Aku tidak menyangka bakal seperti ini"
"lepaskanlah aku. Baru kau panggil mereka. Aku yakin semua tidak akan membiarkan-ku mati di tengah hutan seperti ini"
"Yama-chan! Yamette yo" kata Yuto, sedikit kaget plus memelas terpancar dari wajahnya.
"aku serius. Sangat serius. Aku akan berpegangan pada akar pohon itu" kata Yama sambil menunjuk akar pohon yang sedikit timbul dari permukaan tanah.
"hontou desuka?"
dengan anggukan mantap, Yama meng-'iya'-kan. Yuto perlahan-lahan melepaskan tangannya. Dapat dilihat Yama sedang bergantung pada akar tersebut. Walau terlihat kesusahan, Yama berusaha keras bertahan.
"hayaku... hayaku..."
lalu detik selanjutnya, Yuto segera berbalik arah dan pergi meninggalkan Yama. Dan menit selanjutnya, pegangan Yama Terlepas, sehingga ia jatuh dari ketinggian 9 meter tersebut.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar