Type : series
genre : Angst
cast : YamaJima, and other member of Hey!Say!JUMP
disclaimer : plot hanya milik saya seorang
============================================================================
"tasukette...
Tasukette..." teriak Yuto dari kejauhan, membangunkan beberapa membaa.
"doushita
no?" tanya beberapa membaa, sudah menemui Yuto.
"ano...
Yama-chan... Hah,, hah,, " kata Yuto terengah-engah.
Yama?
Pikir yang lain. Semua memaksa Yuto untuk bicara. Yabu, menangani masalah.
"chotto
minna, biarkan Yuto bernapas dulu, baru biar dia bicara"
"ano..
Anoo... Yama-chan jatuh" kata Yuto panik. Baru kali ini mereka melihat
Yuto sepanik itu.
"nani?"
"ikou.."
Yuto menarik para membaa ke tempat kejadian.
Gelap.
Hari
memang terlalu pagi untuk mendapatkan masalah.
Belum
terlihat tanda-tanda matahari akan segera terbit.
Sama
seperti tempat dimana Yama jatuh.
Gelap.
Dingin.
Menegangkan.
Mengerikan.
Mencekam.
Semua
menatap ke bawah.
Tak ada
tanda-tanda manusia di sana.
Tak
terlihat apa-apa.
Bahkan
hanya 2 meter di bawah kaki pun tak terlihat.
Tak
terbayangkan bagaimana keadaan di bawah sana.
Tak
terbayangkan ada satu dari teman mereka di bawah sana.
Mustahil.
***
Matahari
pagi itu menyinari wajah-ku.
Tepatnya
ke arah mata-ku.
Sakit
sekali rasanya ini kepala.
Seluruh
badan sulit untuk di gerakan.
Silau.
Aku
mengerjapkan mata beberapa kali.
Ku
sipitkan mata-ku.
Putih.
Segalanya
putih.
Dan
dingin.
Seram,
aku merasa sangat takut.
Apa yang
sedang kulakukan?
Aww...
Tidak
sanggup kepala-ku untuk berpikir.
Rasanya
sakit sekali.
Sekali
lagi ku coba untuk berpikir.
Aww...
Semakin
sakit rasanya. Ku hentikan tindakan yang membuat-ku menderita.
Lebih
baik aku kembali tidur.
***
"Yama-chan!!!"
teriak semua ketika berhasil menemukan temannya se-grup itu.
Lega
rasanya dapat menemukan-nya.
Cepat-cepat
mereka menghampiri Yama.
Yuto-lah
yang pertama kali mendapatkan Yama.
"Yama-chan!
Yama-chan!" teriak Yuto, air mata sudah berderai dari kedua kelopak
matanya.
"gomen
ne, Yama-chan" tangis Yuto, berlutut tepat di sebelah Yama yang terbaring
diam.
Tak ada
jawaban dari Yama. Tentu saja. Yuto tau.
Semua
menatap ke arah dua sahabat tak terpisahkan itu. Tak ada yang sanggup
berbicara.
"gomen
Yama-chan. Seharusnya aku tak membiarkanmu ikut! Seharusnya aku saja yang
jatuh! Kenapa? Kenapa?"
Yama
tidak bergerak. Tetap diam. Dengan mata terpejam.
Pakaian
yang dikenakan Yama tidak bersih lagi. Rambut tidak rapi lagi. Namun mereka
masih bisa merasakan embusan nafas Yamada Ryosuke.
Berarti
Yama masih hidup. Yokatta ne~
Yabu
menatap ke atas.
5 meter?
6 meter? Tidak. Jauh lebih tinggi. Mungkin sekitar 9 meter.
Yabu
bisa merasakan betapa sakitnya jatuh dari atas sana.
Lecet
akibat ranting pohon yang tajam.
Jatuh
entah mendarat dimana.
Apalagi
malam tak terlihat apa-apa.
Matahari
sekarang sudah terlihat. Berarti pagi sudah tiba.
"Ne
Yuto-kun. Lebih baik kita bawa Yama ke kemah. Kasihan Yama kedinginan sejak
pagi" ujar Yabu, bersifat dewasa.
Yuto
mengangguk. Benar ucapan Yabu. Sejak sekitar jam 1 malam mereka pergi. Sekitar
1 setengah jam setelahnya Yama terjatuh. Dan sejak itu baru di temukannya
sekarang.
Dengan
susah payah mengangkat Yama menaiki tanah terjal. Untungnya berhasil.
Segera
mereka menaruh Yama di tendanya, yang sejak semalam di tinggal.
Keadaan
masih sama sebelum ditinggal.
KEITAI!
Cepat-cepat Yuto mengambil benda kecil tersebut. Benda yang pernah membuat
Yamajima bertengkar (baca: e-mail e-mail E-MAIL!), sekarang di gunakan untuk
menolong Yama.
Dengan
cepat Yuto minta di jemput sekarang juga. Ia tidak mau Yama telat tertolong. Ia
dapat melihat tubuh Yama penuh lecet, penuh memar, penuh luka.
Yang
lain masih sibuk menolong Yama.
Chinen
dan Ryuu sedang membersihkan tubuh Yama dari kotoran. bahaya bila infeksi.
Beberapa
membantu membereskan tenda, dan perlengkapan lainnya. Sudah waktunya mereka
kembali.
***
segera
mereka bawa Yamada Ryosuke ke ruang ICU. Tulang retak, koma, belum sadarkan
diri. Itulah yang di katakan sang dokter.
Otak
belum bisa di periksa. Ia harus menunggu Yama tersadar. Semua berharap
baik-baik saja.
***
seminggu
sudah Yama terbaring. Desas desus tentang Yamada mulai tersebar. Entahlah.
Tidak ada yang menyebarkan. Apa lagi tentang 'kejadian' itu.
Yuto
sudah menceritakan segalanya. Seluruhnya. Semua mengerti.
Untungnya
selama seminggu, Yama kembali tersadar. Dengan tatapan kosong ke arah mereka
ber-sembilan.
***
Sekali
lagi aku terbangun.
Kali ini
dengan perasaan berbeda.
Tenang
dan nyaman.
Ku lihat
sekeliling.
Banyak
orang yang tidak ku kenal.
Mereka
semua menatap-ku.
Seakan
menyuruhku berkata sesuatu.
Siapa
mereka?
Ohh...
Ohh...
Ada yang
aneh dengan diri-ku.
Baru aku
sadar itu.
Siapa
aku ini?
Dan...
Aku
tidak bisa bicara!
Sekali
lagi ku coba. "aghh... Ergghh..."
AHHH!!!
Kenapa?
***
Yama
sudah terbangun!
Girang
sekali hati mereka. Sudah di nanti-nanti-kannya saat ini.
Mereka
mendengar Yama mengerang. Pasti haus. Seminggu sudah Yama tidak makan, tidak
minum.
Hanya
dengan berbotol-botol infus-lah yang membuat Yama tidak kekurangan cairan.
Yuto
memencet bel. Tanda bahwa Yama sudah sadar.
Beberapa
saat kemudian, dokter dan suster datang.
"aku
harap dapat kabar baik dari anda" ujar Yuto. Semua mengangguk setuju.
Dibawa-nya
Yama untuk di periksa ulang.
***
"Yamada-san
mengalami luka pada otak. Ia kehilangan ingatan beberapa saat. Kita tidak dapat
memastikan kapan ingatannya kembali. Kalian boleh mengusahakannya, tetapi
jangan terlalu keras, sedikit-demi sedikit, sebab Luka pada otak akan
membuatnya sangat sakit ketika mengingat. Bisa-bisa lukanya bertambah parah.
Dan Yamada-san akan dapat bersuara lagi 2-3 hari lagi" ujar dokter.
Semua
lemas. Tenaga mereka habis setelah mendengar pernyataan tersebut.
Berarti,
tidak ada yang namanya Yamada Ryosuke di konser untuk sementara.
Tidak
akan ada yang meng-imitasi orang untuk sementara.
***
"Yama-chan,
ano..." kata Yuto malam itu
Yama
berjalan masih terhuyung-huyung karena ngantuk mencoba menajamkan telinganya
untuk mendengar apa yang akan di katakan Yuto.
Diam.
Hening untuk beberapa saat.
"
kenapa malam ini kamu mau 1 tenda denganku?"
"ee?"
Yama menaikan kedua alisnya yang hitam tersebut.
"yaa..
Err... Kamu kan sekarang dekat dengan Chii. Tadi pas kamu ngajak aku, aku lihat
Chii tidak senang."
"ee?
Masa sih?" kata Yamada tidak percaya. "tapi aku lihat tadi Chii
senang sekali bisa bareng Dai-chan"
"semoga
aku salah lihat deh, tapi Yama-chan belom jawab pertanyaanku"
"nani?
Pertanyaan apa?" tanya Yama sedikit bingung.
"kenapa
kau mau satu tenda denganku?"
wajah
Yama menunjukan bahwa sedang berpikir. Bingung juga sih dengan pertanyaan Yuto
yang 'tidak wajar' tersebut.
Berselang
5 menit, Yama masih tidak mampu mencari alasan untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
"bukan
karena kau temanku?"
"ee?
Pasti kau memang temanku, Yuto-kun. Kita kan memang sudah teman baik sejak
kecil"
Yuto
hanya mengangguk-angguk. Ia tidak mampu menatap wajah Yama yang saat ini sedang
menatap dirinya. Malu. Itulah perasaannya sekarang.
"de...
demo... " diam sejenak, sebelum Yuto menyampaikan apa yang ingin ia
sampaikan. Yama hanya diam menunggu Yuto selesai bicara. "tapi biasanya
kau mau sama Chii, bukan...."
SRAAKKK!!
"YAMA-CHAN!!!"
kata
Yuto tiba-tiba teriak.
"Tasukette...
Tasukette..." teriak Yama. Tangannya masih bergantung pada Yuto, yang
dengan sigap menarik tangannya.
Yuto,
dengan segenap tenaga mencoba menarik Yama dari tempat yang tidak sepantasnya
tersebut. Tangannya sudah mulai basah akibat keringat.
Takut.
Takut sekali.
Apa? Apa
yang harus aku lakukan?
"Yu...
Yuto... pergilah mencari pertolongan" Kata Yama mencoba tenang, walau
begitu, tetap saja terlihat di wajahnya kalau dirinya sangat ketakutan.
"na...
nani?"
"panggil
Yabu-kun dan yang lainnya"
"tapi,
bagaimana? Aku tidak bawa keitai. Aku tinggalkan di dalam tenda. A... Aku tidak
menyangka bakal seperti ini"
"lepaskanlah
aku. Baru kau panggil mereka. Aku yakin semua tidak akan membiarkan-ku mati di
tengah hutan seperti ini"
"Yama-chan!
Yamette yo" kata Yuto, sedikit kaget plus memelas terpancar dari wajahnya.
"aku
serius. Sangat serius. Aku akan berpegangan pada akar pohon itu" kata Yama
sambil menunjuk akar pohon yang sedikit timbul dari permukaan tanah.
"hontou
desuka?"
dengan
anggukan mantap, Yama meng-'iya'-kan. Yuto perlahan-lahan melepaskan tangannya.
Dapat dilihat Yama sedang bergantung pada akar tersebut. Walau terlihat
kesusahan, Yama berusaha keras bertahan.
"hayaku...
hayaku..."
lalu
detik selanjutnya, Yuto segera berbalik arah dan pergi meninggalkan Yama. Dan
menit selanjutnya, pegangan Yama Terlepas, sehingga ia jatuh dari ketinggian 9
meter tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar